Archive for category Rumah
Unsur Legalitas Properti
1. Sertifikat Induk (HGB)
Sebagai calon pembeli, Anda perlu memperhatikan kredibilitas pengembang yang memasarkan unit hunian rumah susun. Sebelum Anda membeli produk rusun, ada baiknya terlebih dahulu memeriksa aspek legalitas atas lokasi proyek rumah susun yang akan dibangunnya. Kepada pengembang, Anda bisa meminta copy Sertifikat Induk atau HGB tanahnya, guna memberikan kepastian mengenai keabsahan kepemilikan tanah yang akan dikembangkan menjadi area rusun. Karena pengembang biasanya berbadan hukum PT diperbolehkan mendapatkan HGB atas tanahnya walaupun rusun itu bisa pula dibangun di atas tanah dengan status Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan. Nah, jika Anda merasa ‘buta’ soal pengecekan HGB ini, Anda bisa datang ke Badan Pertahanan Nasional (BPN) di mana rusun tersebut akan dibangun. Bila perlu ajak notaris yang sudah Anda kenal, sekaligus tanyakan hal-hal yang ingin bisa dipahami mengenai HGB ini.
2 . Surat Izin Penunjukan dan Penggunaan Tanah (SIPPT)
Setelah mengecek keabsahan Sertifikat Induk dan HGB selajutnya Anda perlu memeriksa Surat Izin Penunjukkan dan Penggunaan Tanah (SIPPT) yang dikeluarkan pemerintah daerah, dalam hal ini Gubernur atau Walikota/Bupati untuk pembangunan rusun tersebut. Sebaiknya calon konsumen yang akan melakukan transaksi pembelian atau pembayaran booking fee dan uang muka, alangkah baiknya Anda mengecek SIPPT dari proyek property yang ditawarkan pengembang. Pengecekan bisa dilakukan dengan menghubungi Dinas Tata Kota, Pemerintah Kota/Kabupaten, maupun ke Pemerintah Propinsi.
3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Tak hanya itu, cek juga Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari proyek rusun yang akan dibangun pengembang. IMB dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat yang berfungsi sebagai pengendali keandalan bangunan. Jangka waktu berlakunya IMB adalah selama bangunan itu berdiri dan tidak ada perubahan bentuk. Salinan IMB ini bisa Anda minta dari pengembang. Dengen melihat salinan IMB, kita bisa melihat kesesuaian struktur bangunan beserta peruntukannya. Apakah peletakan bangunannya sudah sesuai dengen ketentuan teknis, mulai dari garis sempadan bangunan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan Ketinggian Bangunan.
Sumber.
Tips pemeliharaan pintu garasi type swing
Pintu garasi pun seperti kendaraan yang mesti dipelihara dan dirawat dengan baik.
Berikut beberapa tips agar dapat mengatasi masalah pintu garasinya agar lancar dan ringan :
- Pastikan rel bawah dalam kondisi bersih dan kering.
- Rel atas mesti selalu diberi pelumas seperti oli atau minyak (misal minyak jahit)
- Posisi setelan roda atas tengah yang menggantung pintu garasi mesti rata dan tidak turun.
- Posisi roda bawah dan grendel tanam tidak ada yang menggeser nempel di rel bawah.
- Lakukan pengecekan berkala pada langganan service pintu anda
Anda Perlu Tau Sertifikat Rumah yang Anda Beli
Posted by khedanta in Rumah, Uncategorized on March 9, 2012
Pengamat hukum properti, Erwin Kallo, menilai, kendala yang kerap muncul dan dihadapi pembeli rumah adalah lambannya proses pengurusan sertifikat hak milik lahan dan balik nama sertifikat properti. Ada dua hal yang memicu lambannya proses pemecahan sertifikat tanah. Pertama, ulah nakal pengembang yang menjaminkan sertifikat induk ke bank sebagai modal investasi sehingga sertifikat (hak guna bangunan (HGB) sulit dipecah ke sertifikat hak milik (SHM) penghuni. Kedua, pengembang ingin berhemat dengan mengurus pemecahan sertifikat HGB ke SHM jika hunian sudah banyak terjual. Sertifikat HGB lahan yang diagunkan oleh pengembang ke bank seharusnya dapat dipecah menjadi SHM sebatas unit yang telah terjual. “Pengurusan pemecahan sertifikat tanah adalah tanggung jawab pengembang. Konsumen berhak menuntut pengembang jika prosesnya berkepanjangan,” ujarnya. Adapun pengurusan balik nama sertifikat properti yang berbelit-belit merupakan tanggung jawab notaris pejabat pembuat akta tanah (PPAT). Proses balik nama idealnya berlangsung selama 1-2 minggu, tetapi bisa berbulan-bulan. Untuk itu, konsumen perlu rajin menanyakan perkembangan pengurusan balik nama properti. Pada akhirnya, proses kepemilikan rumah menjadi lancar jika diimbangi dengan perencanaan keuangan yang matang dan memahami prosedur kepemilikan rumah.
Sumber :Kompas Ekstra
Pondasi Cerucuk
Pondasi Cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya diaplikasikan didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana umumnya dengan jenis tanah lumpur ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Cerucuk dalam defenisinya adalah susunan tiang kayu dengan diameter antara 8 sampai 15 meter yang dimasukkan atau ditancapkan secara vertikal kedalam tanah yang ditujukan untuk memperkuat daya dukung terhadap beban diatasnya. Dalam konstruksinya ujung atas dari susunan cerucuk disatukan untuk menyatukan kelompok susunan kayu yang disebut dengan kepala cerucuk. Kepala cerucuk dapat berupa pengapit dan tiang -tiang kayu , matras, kawat pengikat , papan penutup atau balok poer.
Perlunya pemberian pondasi cerucuk didasarkan atas :
- Daya dukung tanah yang cukup rendah.
- Kesulitan saat konstruksi, dimana untuk mengerjakan pondasi dalam saat konstruksi akan mengalami kesulitan oleh ketinggian elevasi muka air tanah yang cukup tinggi.
Untuk perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan tanah.
Secara konstruksi, pelaksanaan pekerjaan pondasi cerucuk dapat dibagi atas :
-
Perkuatan tanah dasar, dilakukan penggantian tanah dasar dengan menimbun tanah baru yang lebih stabil, dilakukan dengan menguruk tanah pada lokasi yang sudah direncanakan.
-
Penancapan kayu cerucuk, dilakukan dengan menancapkan kayu terhadap lokasi pondasi yang akan dikerjakan, Pelaksanakan diseuaikan dengan jarak antar titik kayu dan kedalaman yang direncanakan.
-
Pemasangan kepala cerucuk. Dialakukan dengan menyatukan ujung kepala kayu yang sudah ditanamkan dengan membuat ikatan antar kepala kayu dan dibuat bidang datar sebagai penempatan pondasi konstruksi yang direncanakan.
Kadang dalam hal tertentu, pondasi cerucuk ditanamkan pada kedalam tertentu dimana sebelumnya kita terlebih dahulu melakukan penggalian tanah asli sesuai dengan kedalaman yang direncanakan, dan setelah itu baru dilakukan penancapan kayu cerucuk.
Untuk pelaksanaan pemancangan kayu cerucuk dapat dilakukan secara manual (tenaga manusia) dan dapat juga dilakukan dengan mekanik atau alat mesin yang sering disebut mesin pancang (back hoe). Pada prinsipnya kedua cara tersebut adalah melakukan pemberian tekanan ke kepala kayu pancang sehingga kayu akan tergeser secara vertikal kedalam tanah yang ditumbukkan.
Secara umum, untuk pondasi cerucuk kayu yang dipergunakan harus mengikuti persyaratan teknis yaitu :
-
Kayu harus mempunyai diameter yang seragam yaitu antara 8 – 15 cm, dimana pada ujung terkecil tidak boleh kurang dari 8 cm dan pada ujung terbesar tidak melebihi 15 cm
-
Kayu harus dalam bentang yang lurus untuk kemudahan penancapan dan juga daya dukung yang makin besar.
-
Jenis kayu harus merupakan kayu yang tidak busuk jika terendam air, kayu tidak dalam kondisi busuk dan tidak dalam keadaan mudah patah jika ada pembebanan.
Jenis kayu yang sering dipergunakan adalah :
- Kayu Gelam
- Kayu Medang
- Kayu Betangor
- Kayu Ubah
- Kayu Dolken
Semoga bermanfaat !!!
Plesteran
Plesteran adalah proses yang dilakukan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi pekerjaan penempatan bahan adukan perekat terhadap suatu bidang kasar yang ditujukan supaya permukaan menjadi rata. Penerapan umumnya ditujukan untuk meningkatkan penampilan permukaan dan secara konstruktif juga ditujukan untuk melindungi bidang dari cuaca seperti hujan, panas , dan lainnya. Bahan plesteran yang umum digunakan adalah menggunakan mortar yang juga sering disebut dengan plesteran.
Tujuan Plesteran :
Tujuan utama dari plesteran adalah sebagai berikut:
-
Untuk membuat permukaan sebuah dinding lebih rapi, lebih bersih dan juga untuk membuat kesan penampilan lebih indah.
-
Melindungi permukaan dari pengaruh cuaca dan iklim
-
Untuk menutupi cacat atau kerusakan pada dinding atau bidang yang ditutupi.
-
Menutupi kualitas bahan yang kurang baik pada pasangan bata, sehingga dimungkinkan penambahan kekutan oleh penutupan dengan plesteran.
-
Menjadikan dasar yang baik untuk proses pengecatan pada dinding
-
Dengan plesteran maka penempelan debu akan lebih kecil pada dinding dibandingakan debu langsung menempel pada pasangan batu bata.
-
Mempermudah pencucian atau pembersihan pada dinding
Jenis Plesteran :
- Plester semen atau Mortar Semen : Bahan yang paling sering digunakan dalam plesteran adalah adukan antara pasir dengan semen sehingga sering disebut orang dengan plesteran semen atau mortar semen. Perbandingan campuran pasir dengans semen adalah tergantung kepada jenis dan fungsi pemakaian plesterannya, komposisi yangs ering dipakai adalah 1 semen : 3 pasir, 1 semen : 4 pasir dan pemakaian 1 semen : 5 pasir sangat jarang dipergunakan. Cara pencampuran adukan adalah dengan terlebih dahulu mencampur pasir dan semen sesuai komposisi, dicampur secara merata kemudian diaduk dengan air sesuai dengan kekenyalan dan keliatan yang dibutuhkan. Campuran air tidak boleh terlalu cair karena akan sulit ditempelkan ke dinding demikian juga adukan yang terlalu kering sanat sukar menempel ke dinding dan ikatan yang tidak bagus. Waktu maksimum pemakaian dari adukan yang baik adalah maksimal 30 menit setelah plesteran dicampurkan/ diaduk.
- Plester kapur atau Mortar Kapur. Plesteran kapur menggunakan bahan kapur sebagai campuran dalam pembuatan adukan mortar dimana biasanya perbandingan komposisinya adalah 1 kapur : 1 pasir. Jenis plesteran ini sebtulnya jarang dipergunakan, umumnya dipergunakan didaerah tertentu yang banyak terdapat bahan kapur. Sebagai bahan adukan mortar penggunaan kapur harus mengikuti syarat teknis dimana kapur yang akan duipergunakan harus diolah secara mekanis sehingga didapatkan ukuran butir yang seragam. Ukuran yang diijinkan tidak boleh terlalu bangyak mengandung ukuran butiran halus . Secara fisik kapur yang dipergunakan harus bersih dari kandungan laiinya, berbutir tajam dan tidak tercampur oleh zat kimiawi lainnya. Dalam pencampuran dengan semen harus menggunaka air yang bersih. Kapur yang baik dipergunakan untuk pleateran adalah jenis kapur yang yang berlemak dan tidak bangyak mengandung serpihan, dimana jenis kapur yang kurang berlemak dan banyak mengandung serpihan biasanya cepat membuat permukaan plesteran menjadi rusak seperti kusam dan juga retakan retakan. Untuk meperkuat ikatan plesteran kapur biasanya harus menambahkan semen sehingga jenis plesteran jenis kapur ini agak sedikit boros.
- Plester Tanah Liat : Jenis plesteran ini bisanya dipergunakan secara tradisional. Biasanya pletaeran tanah liat ini tidak jauh bedanya bagaimana mengolah tanah liat menjadi batu bata. Dalam pelaksanaannya plesteran ini dilakukan dengan pencampuran adonan tanah liat dengan jerami yang sudah dihaluskan. Dan kadang didaerah tertentu tanah liat juga dicampurkan dengan kotoran sapi. Proses pencampurannya adalah dengan melakuan pengadukan secara basah antara tanah liat dengan jearmi halus atau kotoran sapi kemudian selama 7 hari adukan dibiarkan secara terbuka dan disiram secara berkala dan kontiniu. Kemudian setelah tiba saat pelaksanaan plesteran adukan diambil dan kemudian dicampur dengan air secuai dengan kelatan dan keliatan yang diinginkan saat plesteran.
Cara Memasang Lantai Kayu – Laminate Flooring
Mengerjakan lantai kayu Laminate flooring di atas lantai semen di rumah kita dapat kita lakukan sendiri dengan mudah dan sederhana. Dengan kesabaran dan sedikit energi, anda dapat mengerjakan sendiri untuk mendapatkan keindahan lantai di ruangan yang anda miliki.
Untuk membantu anda dalam mengerjakan laminate flooring di ruangan anda , berikut panduan yang mungkin bisa anda gunakan.
Tahap Pertama : Pemeriksaan Kekuatan dan kerataan Lantai Dasar.
Lantai ruangan yang akan dipasangkan lantai kayu laminate flooring sebelumnya harus dichek kekuatan dan kerataan lantainya. Lantai dasar yang terbuat dari semen harus dipastikan tidak terdapat butiran atau bekas gundukan semen sehingga akan menyulitkan pemasangan lantai laminate flooring. Jika terdapat lantai yang dianggap kurang kuat segera dilakukan perbaikan.
Tahap Kedua : Penyesuaian Ruangan
Laminate floor sangat sensitif dengan kondisi suhu dan kelembaban yang mana dapat mempengaruhi papan lantai. Lantai kayu laminate floor harus dilakukan penyesuaian suhu dan kelembaban ruangan di dalam rumah setidaknya 48 jam sebelum instalasi. Penyesuaian suhu dan kelembaman dapat dilakukan dengan cara menempatkan laminate flooring secara datar di lantai ruangan yang akan dipasang. Sebelum diletakkan di lantai semua bungkusan plastik pada lembaran laminate floring terlebih dahulu harus dibuka. Lembaran ditempatkan setidaknya tidak saling bertindih, tapi setidaknya harus disediakan ruang kerja untuk memotong dan memasang .
Tahap Ketiga: Membersihkan permukaan lantai dasar
Lantai dasar harus dibersihkan dari segala kotoran dan jenis minyak dari permukaan lantai dasar. Sebelum pemasangan harus dipastikan dalam keadaan kering.
Tahap Keempat: Pemasangan Lembaran Penghalang Uap
Sebelum memasangkan lembaran kayu laminate flooring , latai terlebih dahulu harus ditutupi dengan lembaran yang dapat mengahalangi penguapan langsung dari lantai ke kayu. Untuk itu terlebih dahulu lantai dasar ditutupi dengan lembaran sejenis aluminium foil atau sejenis lembaran plastik lainnya. Lembaran ini harus saling menutupi supaya penguapan benar benar tidak bisa langsung terhubung ke kayu laminate flooring.
Tahap Kelima : Setting elevasi atas permukaan kayu di bawah pintu
Untuk ruangan yang mempunyai pintu , terlebih dahulu harus ditentukan setting elevasi permukaan atas dari laminate flooring yang akan dipasangkan. Elevasi atas harus benar benar disetting sebaik mungkin supaya pintu dapat bergerak bebas waktu dibuka dan ditutup dan juga tidak mempunyai celah yang cukup besar ke lantai kayu yang sudah terpasang. Ikuti elevasi yang di setting ini ke seluruh ruangan yang ada, dan lakukan pembuatan benang panduan untuk elevasi ketinggian permukaan seluruh ruangan.
Tahap Keenam : Pemasangan Lembaran Pertama
Untuk tampilan terbaik, letakkan lembaran papan laminate flooring sejajar dengan dinding terpanjang.Pasang lembaran pertama dengan alur ke arah dinding. Letakkan lembaran dengan jarak kira kira 1 cm dari dinding dan kemudian dorong papan ke arah dinding. Ruang ini ditujukan untuk mendapatkan space penggeseran lembaran berikutnya jika kondisi dinding yang tidak segaris sehingga pada ujung berikutnya masih mudah menggeser untuk mendapatkan kerataan terhadap dinding. Anda dapat mengatur spaser (jarak pandu) pada jarak lembaran berikutnya .
Tahap Ke Tujuh: Pemasangan Lembaran Berikutnya
Untuk pemasangan lembaran berikutnya anda sebelumnay sudah mempersiapkan lidah sambungan terhadap lembaran berikutnya. Hal ini ditujukan supaya lembaran papan laminate flooring tidak terlalu mudah bergeser. Dan hal ini dipercaya membuat ikatan anntar lembaran akan semakin kuat. Lakukan pembuatan lidah yang tidak terlalu sulit untuk penyambungan berikutnya. Juga pembuatan lidah sambungan akan membuat sambungan tidak terlalu monoton sehingga lantai akan kelihatan lebih indah.
Tahap Ke Delapan : Pemasangan Lembaran Terakhir
Pemasangan lembaran terakhir tentu akan terpengaruh dari sambungan lidah dari lembarabn lembaran sebelumnya. Pastikan anda mengikuti ukuran yang tepat pada sisa ruang terakhir, supaya tidak ada terdapat celah antar sambungan lembaran laminate flooring.
Tahap Ke Sembilan : Pemasangan Lembaran Pengunci
Pemasangan lembaran pengunci dilakukan untuk tepi luar dari lembaran sehingga membuat lantai lebih rapih .
Selamat mencoba !!!
Penyebab Retakan pada Beton
Salah satu jenis kerusakan yang terjadi pada pekerjaan beton adalah terjadinya retakan yang terjadi dalam beton yang baru dituangkan. Tentu pemilik atau pelaksana pekerjaan akan mempertanyakan mengapa terjadi retakan tersebut .
Bila dipasang dengan benar, beton adalah salah satu jenis konstruksi yang mempunyai kekuatan besar dan tahan lama sehingga bila terjadi retakan tersebut kemungkinan besar terjadi adalah adanya suatu prosedure yang tidak dilakukan dengan benar, atau kemungkinan ada hal lain yang tidak mendukung terhadap kekuatan beton itu sendiri. Untuk hal itu perlu mengikuti pedoman sehubungan dengan penempatan beton sehingga akan didaptkan betin yang tahan lama, kekuatan tinggi, tahan retak .
Berikut beberapa kemungkinan yang menyebabkan terjadinya retak pada beton :
A. Volume air yang berlebih dalam campuran beton
Beton yang mengandung jumlah air yang berlebih akan mempengaruhi kekuatan maksimum dari beton. Sering dalam pekerjaan beton pihak pekerja terlalu meremehkan volume air yang dituangkan dalam campuran beton, kadang untuk mengenyalkan campuran supaya lebih cepat dalam penuangan sipekerja sering menambahkan volume air padahal sudah melebihi persyaratan yang diizinkan. Kelebihan air ini juga sangat mengurangi kekuatan beton. Penyusutan merupakan penyebab utama retak. Saat beton mulai mengeras maka beton secara perlahan akan mengalami pengeringan dan penyusutan. Bilamana volume air semakin besar maka akan terjadi penguapan air campuran yang semakin besar pula , sehingga semakin besar penguapan maka penyusutan beton akan semakin besar pula. Dari sebuah penelitian didapatkan bahwa beton dapat menyusut sebesar 1.75 cm per 30.48 m. Penyusutan ini menyebabkan kekuatan dalam beton yang secara harfiah menarik lempengan terpisah dimana secara akhir dari pengeringan akan menimbulkan celah pada beton yang sudah kering, celah inilah yang disebut retakan beton. Intinya adalah bahwa setiap rencana campuran beton selalau diikuti dengan volume campuran beton untuk mendapatkan rasio semen, sehingga volume air yang melebihi dari volume yang direncanakan akan mengurangi kekuatan beton itu sendiri.
Pencegahan:
Pelaksana harus mengetahui volume air yang harus dituangkan dalam campuran beton, pelaksana harus mengawasi setiap penuangan air dalam campuran dan menghindari penambahan air pada beton saat penuangan bilamana hanya untuk keperluan kemudahan pekerjaaan.
B. Pengeringan Beton Secara Tiba Tiba
Pengeringan beton secara cepat atau secara tiba tiba akan menyebabkan kemungkinan retak bila dibandingangkan dengan pengeringan beton secara datar dan signifikan. Reaksi kimia, yang menyebabkan beton untuk pergi dari keadaan cair menjadi keadaan padat dalam waktu cepat maka akan membutuhkan air yang menimbulkan hidrasi dan juga akan menimbulkan penguapan yang terlalu cepat. Bilamana penguapan tidak merata pada campuran beton maka akan menimbulkan retakan pada beton.
Pencegahan:
-
Melakukan curing time dengan cara menjaga dan mempertahankan kelembaban di lempengan beton sampai kering.
-
Penundaan penyusutan sampai pengeringan beton cukup kuat untuk menahan retak penyusutan.
-
Dapat dilakukan dengan melakukan penyiraman beton secara berkala.
-
Dapat dilakuakn denagan cara memberikan penutup pada permukaan beton seperti goni atau kain yang dijaga terus menerus dalam kondisi basah. Bahan yang digunakan harus tetap lembab selama periode pemeliharaan.
C. -Campuran beton dan Kualitas Material tidak sesuai dengan perencanaan
Kualitas material , proses pencampuran dan perbandingan campuran akan mempengaruhi kekuatan beton. Material dan proses pencampuran beton yang tidak mengikuti persyaratan yang telah dibauatkan adalah salah satu kemungkinan penyebab terjadinya retakan pada beton.
Pencegahan :
-
Melakukan pemeriksaan kualitas seluruh material yang akan digunakan baik semen, pasir , kerikil dan air.
-
Mengawasi pelaksanaan pencampuran beton supaya mengikuti design mix yang telah dibuat.
-
Tidak memakai material yang tidak sesuai persyaratan kualitas
Smoga bermanfaat !!!
Cara membongkar keramik lantai
Kadang kadang kita mendapatkan keramik kita dalam keadaan cacat setelah beberapa lama, mungkin keramik kita pecah atau tergores oleh benturan atau goresan benda tertentu. Sehingga kita tentu memerlukan perbaikan keramik atau penggantian keramik supaya ruangan kelihatan tetap indah. Perbaikan keramik lantai mungkin suatu pekerjaan yang agak memusingkan bagi kita, bilama kita kurang mengerti untuk mengerjakannya. Sebetulnya hal ini bisa kita lakukan sendiri dimana kita perlu melakukannya dengan sebuah kesabaran dan teknik pembongkaran yang sesuai. Disamping itu juga untuk mempermudah kita harusa menyediakan beberapa alat untuk membongkar keramik lantai . Dan juga hal yang sangat perlu adalah bagaimana keramik tersebut dapat dengan mudah dapat dibuka dengan bantuan bahan aditiv yang cocok dipergunakan.
Langkah pertama dalam proses membongkar bagian keramik lantai yang akan dibongkar adalah melepaskan nut keramik pada sisi bagian keramik yang akan dibongkar. Pemisahan nut dari keramik merupakan hal yang utama dilakukan untuk mendapatkan ruang untuk mendapatkan lapisan ikatan semen dibawah keramik sehingga jika nut sudah dibuka maka pemisahan keramik dari ikatan semen akan lebih mudah dilakukan dan tidak akan mencederai keramik sisi lainnya.
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk membuka nut keramik disisi keramik lama :
-
Membuka nut melalui pemahatan nat dengan menggunakan pahat kecil.
-
Membuka nut dengan menggunakan grenda mesin , jenis grenda harus menggunakan grenda jenis pemotong keramik.
Saat melakukan proses pembongkaran keramik ini sering mengandung resiko, sehingga harus dilakukan dengan hati hati dan penuh kesabaran karena dengan mengerjakan yang ceroboh bisa mencederai keramik disisi lainnnya sehinga kita harus membongkarnya juga.
Saat ini sudah ditemukan beberapa bahan kimia (bahan aditif) yang bisa membantu untuk memudahkan pembongkaran keramik. Salah satu bahan aditif yang biasa digunakan adalah penghancur semen (cement remover). Bahan aditif ini biasanya ditunagakan di permukaan garisan nut keramik, kemudian di tunggu beberapa saat. Setelah itu kemudian nut akan lebih mudah diphat atau digrenda sehingga untuk pembongkaran keramik akan semakin mudah.
Langkah kedua setelah but keramik sudah terbuka dari sisi keramik adalah melakukan pembukaan keramik supaya terpisah dari lapisan semen dibawah keramik. Alat yang diperlukan adalah pisau scrab/ pisau dempul yang berbentuk lebar dan kaku . Sebelumnya anda Caranya adalah pisau didorong pada sudut bawah keramik diarahkan ke bagian tengah lembaran keramik. Kemudian Tekan pisau scrab dengan palu secara perlahan. Jika beruntung, keramik akan terangkat sekaligus. Jika tidak kemungkinan akan terangkat sebahagian atau pecah, sehingga anda perlu mengangkat kembali lapisan keramik yang masih tertinggal.
Langkah ketiga adalah pembersihan lapisan adukan semen lama, hal ini dilakukan untuk membuat perekat yang baru antara lantai dengan keramik yang akan dipsangkan. Semua lapisan adukan yang lama harus dibuka, anda bisa menggunakan pahat beton untuk menghancurkannya. Kemudian lakukan pembersihan untuk mengangkat semua lapisan hingga benar benar bersih, Jika perlu gunakan vacum supaya debu terangkat semuanya. Atau anda bisa menggunakan lap basah kemudia dikeringkan.
Selanjutnya anda sudah bisa memasangan keramik baru pada lantai yang akan diganti.
Semoga bermanfaat !!!
Teknik Pengecatan Dinding Menggunakan Kuas dan Rol
Pengecatan sebuah ruangan bisa menjadi tugas yang berlangsung dalam waktu yang tertentu dimana semua tergantung seberapa besar luasan yang akan kita cat. Selama pengectan tersebut tentu teknik pengecatan akan mempengaruhi kualitas dan waktu yang akan dipakai selama pengecatan. Sebenarnya berapa pun besarnya ukuran ruangan yang akan anda cat, teknik pengecatan adalah tetap sama. Pada artikel ini, kami akan memberikan masukan bagaiman proses pengecatan ruangan suapaya dapat dilakukan dengan mudah dan dalam cara yang nyaman dan menghasilkan kualitas pengecatan yang baik.
Kenapa kita membutuhkan teknik pengecatan ?
Ada beberapa alasan mengepa kita membutuhkan nya :
-
Mendapatkan kualitas yang baik tanpa menghabiskan jumlah cat yang terlalu banyak
-
Waktu yang dihabiskan tidak terlalu lama
-
Jumlah peralatan tidak terlalu banyak dihabiskan
-
Saat kita mengerjakan pengecatan dilakukan dengan nyaman
Sistim Pengecatan
Untuk pengecatan dinding secara sederhana biasanya alat yang digunakan adalah menggunakan kuas sapu dan kuas rol. Tentu pengecatan menggunakan kuas sapu dan kuas rol tidak jauh berbeda, tetapi secara teknis ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehingga hasil yang didapatkan akan lebih baik.
a. Pengecatan dengan sistim Kuas Sapu
Besanya pegangan pada kuas sapu tergantung pada besarnya kuas yang anda pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan oleh pabrik, semakin besar luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas. Saat kita baru membeli kuas baru selayaknya kita tidak langsung menggunakan begitu saja , untuk mendapatkan hasil yang sempurna kita harus memeriksa bulu sikat dari kuas yang kita beli. Harus diperhatikan supaya bulu sikat tidak terlalu kasar dan juga tidak terlalu halus. Perhatikan ujung kerataan barisan bulu sikat. Untuk memastikan hasil yang paling baik, anda bisa menggunakan cara memotong bulu sikat , dimana dengan menggunakan gunting anda bisa memotong ujung yang tidak rata.
Cara memegang kuas yang baik adalah memegang kuas dengan seluruh jari dari salah satu tangan yang biasa anda gunakan, rentangkan lebar telapak tangan untuk memegang gagang kuas seperti yang anda akan memegang raket tenis. Teknik ini paling baik ketika anda akan mengecat permukaan datar.
Sebelum anda melakuan pengecatan sebenarnya, sebelumnya anda perlu melakukan percobaan kekentalan cat untuk mendapatkan komposisi campuran yang dibutuhkan , dan disamping itu anda akan bisa memastikan berapa lapisan anda butuhkan untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Saat anda membeli cat biasanya anda mendapatkan petunjuk komposisi campuran, atapi anda perlu melakukan percobaan pada beberapa luasan tertentu untuk memastikan kebutuhan campuran yang paling baik
Kemudian dengan cat kosong anda mengetest ke dinding untuk menyapukan kuas cat . Lakukan hal ini dalam beberapa kuasan untuk dapat mendapatkan gerakan yang paling enak untuk anda. Kemudian mulai pekerjaan dengan merendam terlebuh dahulu kuas anda. Perendaman dilakukan hanya sebatas lapisan seng pada kuas pada ember kecil, tidak perlu merendam sampai gagang kuas atau misalnya membasahinya pada air di wastafel. Hal ini dialakukan untuk membuka dan membiarkan bulu sikat dengan mudah untuk menyerap cat. Setelah beberapa menit kemudian hentakkan kuas anda supaya air dibulu sikat terjatuh hingga air tidak tertampung lagi di bulu kuas. Anda bisa merasakannya dengan memegangnya ke telapak tangan anda hingga kelembaban kuas sudah seimbang (tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering). Kuas yang terlalu basah juga akan membuat cat terlalu cair sehingga hasil pengecatan tidak terlalu baik.
Selanjutnya adalah pencelupan kuas terhadap cap. Pencelupan cat yang baik adalah mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah dituangkan di ember tempat cat. Anda harus bisa mengatur sampai kuas menyerap cat . Saat anda menarik kuas dari tempat cat, jangn langsung diangkat dan disapukan ke dinding, biarkan beberapa saat sampai cat berlebih menetes , dan untuk memastikan tidak ada lagi tetesan , anda bisa melakukan mengesekkan kuas secara perlahan dengan menarik sikat di tepi bagian dalam dari bibir tempat cat untuk menghapus cat berlebihan.
Selanjutnya adalah meyapukan kuas yang sudah berisi cat ke dinding, lakukan penyapuan kuas dengan menekan kuas secara perlahan dan menariknya sesuai arah yang diinginkan misalnya arah horizontal atau arah vertikal. Lakukan pengecatan dalam satu lapisan terlebih dahulu sampai ruangan tercat penuh. Lakukan pengecatan dari tempat paling tinggi terlebih dahulu kemudian tempat terendah. Kemudian setelah agak kering anda bisa memperhatikan hasil pengectan, dimana akan akan kelihatan apakah cat terlalu tipis atau sudah menutupi dinding.Jika hasil cat kurang baik anda bisa mengecat kembali lapisan kedua atau seterusnya dengan cara yang sama sampai anda mendapatkan hasil pengectan yang diinginkan..
Teknik penempatan bulu kuas untuk pengecatan kedinding dapat anda lakukan sebagai berikut :
- Untuk pengecatan bidang datar luas, anda melakukan pengectan dengan seluruh permukaan ujung kuas arah horizontal maupun arah vertikal. Sebaiknya saat penegectan anda membuat satu arah yang beraturan.
- Untuk pengecatan yang rapi membentuk garis di mana dua sisi atau warna bertemu, yang disebut “memotong,” gunakan ujung bulu kuas dengan miring .
- Untuk posisi yang harus menempatkan cat pada posisi yang luasan kecil, sebaiknya anda menggunakan ukuran bulu kuas yang kecil.
b. Pengecatan Sistim Kuas Rol
Pengecatan dengan menggunakan kuas rol tidak terlalu sulit dibandingkan dengan menggunakan kuas sapu dan juga pengecatan dengan menggunakan kuas rol akan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan kuas sapu.Seperti dengan kuas sapu, terlebih dahulu kita harus memastikan permukaan rol benar benar rata dan tidak mempunyai serat yang terlalu kasar. Jika jenis rol sudah bagus selanjutnya hal yang dilakukan adalah membasahi kuas rol dengan air .
Sama seperti pengecatan dengan menggunakan kuas, terlebih dahulu anda melakukan percobaan komposisi kekentalan dari campuran cat untuk memastikan berapa lapisan anda akan melakukan pengectan. Lakukan terlebih dahulu percobaan pada area tertentu. Setelah anda mendapatkan komposisi kekentalan cat , selanjutnya adalah pencelupan roller ke tempat (ember cat) . Tempatkan roler ke tengah-tengah ember cat yang sudah terisi, kemudian angkat roler dan gulung menuruni sampai lereng ember, kemudian berhenti beberapa waktu .Lakukan hal ini dua atau tiga kali untuk memastikan cat terserap oleh kuas roler. Lalu, celupkan roller ke dalam sumur sekali lagi, dan gulung sampai ke lereng sampai kuas jenuh. Untuk memastikan kuas sudah jenuh anda bisa mengulung kuas dari lereng dan jika cat tidak menetes lagi dipermukaan ember berarti kondisi kuas sudah jenuh dan siap untuk dicatkan ke dinding.
Lakukan pengangkatan kuas secara perlahan dari ember cat, untuk menghindari tetesan, lakukan penyapuan kedingding dengan mendorong kuas menjauh dari tubuh anda.
Metode yang paling efektif pengecatan dengan rol adalah untuk pengecatan 1-2 meter persegi daerah pada suatu waktu. Pengectan dengan kuas rol dilakukan dengan pola zigzag tanpa mengangkat roller dari dinding, seolah-olah kita menulis huruf M besar, W, atau mundur N. Kemudian, masih tanpa mengangkat dari dinding , selanjutnya adalah mengisi ruang kosongan dari huruf yang dibuat dengan pola zigzag . Setelah satu daerah selesai kemudian dengan mengangkat rol dengan perlahan selanjutnya pindah ke daerah lain dengan memastikan cat masih ada di kuas rol, jika tidak lakukan pengisian cat kembali dengan metoda yang sama lalu anda melakukan pengecatan ke daerah berikutnya sampai seluruh dinding selesai anda cat.
Setelah pengecatan lapisan pertama sudah selesai dan kering anda bisa memperhatikan apakah hasil pengectan sudah maksimal, jika belum lakukan pengecatan lapisan kedua. Sebelumnya lakukan pengetestan pada suatu luasan tertentu untuk mendapatkan komposisi kekentalan yang dibutuhkan. Lakukan pengecatan dan tunggu sampai kering. Jika hasil pengecatan anda rasa sudah maksimal anda bisa melanjutkan pengecatan k eseluruh ruangan hingga selesai.
Semoga bermanfaat !!!
Jenis Pondasi
Jenis Pondasi Terdiri Dari 2 Jenis yaitu :
- Pondasi Dangkal (Shallow foundations) . Pondasi dangkal (kadang-kadang disebut ‘pondasi menyebar’) termasuk dudukan umpak (‘pondasi terisolasi’), pondasi memanjang, pondasi tapak dan pondasi raft.
- Pondasi Dalam (Deep foundations ). Pondasi dalam termasuk tiang pancang, bor pile , dinding diafragma dan caissons.
A. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan kedalaman kurang dari3 m. Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi merupakan sebagai pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau kondisi permukaan lainnya akan mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi dangkal. Pondasi dangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur yang didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi, pondasi dangkal umumnya tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk, seperti tanah urug dengan kepadatan yang buruk , pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito aluvial, dll.
Jenis – Jenis Pondasi Dangkal
1. Pad foundations (Pondasi Tapak)
Pondasi tapak (pad foundation) digunakan untuk mendukung beban titik individual seperti kolom struktural. Pondasi pad ini dapat dibuat dalam bentuk bukatan (melingkar), persegi atau rectangular. Jenis pondasi ini biasanya terdiri dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan yang seragam, tetapi pondasi pad dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat. Pondasi tapak disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk pondasi dalam.
Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom dimana penempatan kolom dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural.
3. Pondasi Tikar (Raft foundations)
Pondasi tikar/ pondasi raft digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur atas area yang luas, biasanya dibuat untuk seluruh area struktur. Pondasi raft digunakan ketika beban kolom atau beban struktural lainnya berdekatan dan pondasi pad saling berinteraksi.
Pondasi raft biasanya terdiri dari pelat beton bertulang yang membentang pada luasan yang ditentukan . Pondasi raft memiliki keunggulan mengurangi penurunan setempat dimana plat beton akan mengimbangi gerakan diferensial antara posisi beban. Pondasi raft sering dipergunakan pada tanah lunak atau longgar dengan kapasitas daya tahan rendah karena pondasi radft dapat menyebarkan beban di area yang lebih besar.
B. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan kedalam tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi . Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari.
Jenis – jenis Pondasi Dalam :
1. Pondasi Pile
Pondasi pile merupakan jenis pondasi yang dibuat dalam berbentuk ramping yang ditujukan untuk mengirimkan beban melalui jenis lapisan tanah dengan jenis daya dukung rendah hingga tercapai jenis tanah yang lebih dalam atau lapisan batuan yang memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi. Pondasi pile digunakan ketika dengan pertimbangan nilai ekonomi, konstruksi atau tanah yang diinginkan untuk mengirimkan beban diluar jangkauan praktis dibandingkan menggunakan jenis pondasi dangkal. Selain mendukung struktur, pondasi pile juga digunakan untuk menahan beban struktur melawan gaya angkat dan juga membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.
Pondasi pile dapat dijumpai dalam berbagai jenis misalnya v pile dan beton pancang dimana . Secara struktural pondasi pile sebelum bebab dari kolom diteruskan terhadap pile, maka diatas pile sendiri dibuat konstruksi penghubung yang biasanya disebut dengan pile cap.
2. Pondasi Piers (dinding diafragma) adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang dibuat dengan cara melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier dipasangkan kedalam galian tersebut. Satu keuntungan pondasi pier adalah bahwa pondasi jenis ini lebih murah dibandingkan dengan membangun pondasi dengan jenis pondasi menerus, hanya kerugian yang dialami adalah jika lempengan pondasi yang sudah dibuat mengalami kekurangan ukuran maka kekuatan jenis pondasi tidak menjadi normal. Pondasi pier standar dapat dibuat dari beton bertulang pre cast. Karena itu, aturan perencanaan pondasi pier terhadap balok beton diafragman adalah mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang direncanakan. Pondasi pier dapat divisualisasikan sebagai bentuk tabel , struktur adalah sistem kolom vertikal yang terbuat dari beton bertulang ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah tanah yang sudah digali. Lempengan beton diafragma ini mentransfer beban bangunan terhadap tanah. Balok dibangun di atas dinding diafragma vertikal (pondasi pier) yang menahan dinding rumah atau struktur. Banyak rumah didukung sepenuhnya dengan jenis pondasi ini, dimana beton yang dipasang juga berguna sebagai dinding pada ruang bawah tanah, dimana ruang tersebut digunakan sebagai gudang penyimpanan atau taman. Beton pondasi pier biasanya dibuat dalam bentuk pre cast dalam berbagai ukuran dan bentuk, dimana sering dijumpai dalam bentuk persegi memanjang dengan ketinggian sesuai dengan ukuran kedalaman yang diperlukan. Tapi beton dapat juga dibuat dalam bentuk bulatan. Setelah beton bertulang cukup kering kemudian di masukkan ke dalam tanah yang sudah digali dan disusun secara bersambungan. Setelah tersusun dengan baik kemudian baru dilanjutkan dengan konstruksi diatasnya.
3. Pondasi Caissons (Bor Pile) adalah bentuk pondasi dalam yang dibangun di dalam permukaan tanah, pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang dengan sistim pengeboran atau pengerukan tanah. Setelah kedalaman sudah didapatkan kemudian pondasi pile dilakukan dengan pengecoran beton bertulang terhadap lobang yang sudah di bor. Sisitim pengeboran dapat dialakukan dalam berbagai jenis baik sistim maual maupun sistim hidrolik. Besar diameter dan kedalaman galian dan juga sistim penulangan beton bertulang didesain berdasarkan daya dukung tanah dan beban yang akan dipikul. Fungsional pondasi ini juga hampir sama pondasi pile yang mana juga ditujukan untuk menahan beban struktur melawan gaya angkat dan juga membantu struktur dalam melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling